Senin, 06 Mei 2019

Pada Senja Kelima di Bulan Mei Lelaki itu Melipat Hati


ada saatnya ikan-ikan memilih datang dan pergi
musim berlalu silih dan berganti
ada waktunya angin mati dan laut jadi sunyi
begitupun nasib lelaki. terkadang ia hanya sendiri
menghitung garis nasib dari umur yang kian ke tepi

dan di sini, satu lagi kisah telah diberangkatkan
dari pelabuhan yang kian sepi
dari tiang-tiang yang gigil menunggu mati
dari pulau-pulau yan tak lagi mengakrabi maut
tiada pula karam dan terlelap di dasar laut

padahal cinta katamu:
koi pahu gan lelyanga
tahan para do lea
kalau uya do lea
fota deha in rangka

lalu pada senja kelima di bulan mei ini
lelaki laut tak lagi kuasa memikul sabar
untuk memungut sisa-sisa puisi di pasir pantai
dimana hujan menyembunyikan airmata
dari wajah yang terlanjur luka

ada kalanya ikan-ikan memilih pergi dan tak kembali
perahu-perahu menarik dayung dan menepi
ada waktunya arus mati dan laut jadi pasi
begitupun nasib lelaki. terkadang ia melipat hati
menghalau semua debar di muara sugai. agar tak sakit hati

Ambon, 6 Mei 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar