Senin, 20 Mei 2019

Betapa Laut Adalah Kamu


betapa aku masih saja merindui laut
yang kini tak lagi mengombak seperti biasanya
meengarus di teluk dan tanjung. dulu ada namamu di sana

aku selalu merindui ombak yang pecah berderai
terutama di pasir pantai. di kota-kota yang kita singgahi
sebab di sana, laut selalu bening seperti parasmu
binar bola matamu itu pun laut. sama juga puisi-puisiku

betapa aku masih saja mencintai laut
meski ombak tak kunjung tiba
dan angin hanya mewartakan kabar gelisah
tentang orang-orang dari pulau seberang yang membendung ombak
yang merancang dinding-dinding penghalang
agar buih-buih ombak tak sampai padaku tepat waktu
pada pasang ke sepuluh dimana rindu dan cemburu kian menggebu

aku masih saja terus merinduimu
meski engkau tak pernah menyadari
betapa laut itu adalah kamu
dengan segala ombakmu. sedari dahulu

Ambon, 20 Mei 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar