“Dan ceritakanlah
(Muhammad) yang sebenar-benarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra nabi
Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari
mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil)tidak diterima. Dia
(Qabil) berkata, ‘Sesungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia(Habil) berkata
‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertaqwa.” (Al-Ma’idah : 27).
***
Sifat iri adalah kesedihan yang mendalam karena kelebihan yang dimiliki
seseorang. Orang yang iri hati akan mengerahkan segala kemampuannya untuk
mencelakakan orang lain. Karena tujuannya adalah melenyapkan kelebihan yang
dimiliki orang tersebut. Irinya iblis kepada Nabi Adam. as merupakan dosa
pertama kali yang diperbuat diatas langit.
Karena iri hati, Iblis laknatullah menghasut Adam As untuk makan buah kuldi
agar memiliki kerajaan yang tidak pernah berakhir (hidup abadi) di surganya
Allah. Al-Baqarah ayat 36: Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga
itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".
Adam. As dipercepat turun ke bumi karena memiliki keserakahan dalam hatinya
akibat bujuk rayu iblis yang iri hati.
Karena sifat iri pula, terjadilah pertumpahan darah antara Qabil dan Habil,
dan itu merupakan perbuatan dosa pertama kali yang dilakukan dimuka bumi. Iri
hati yang dilakukan Qabil dan Habil yang merupakan anak nabi Adam As, yang satu
mendapatkan nikmat dari Allah dengan diterima kurbannya sedangkan yang satu
kurbannya tidak diterima Allah. Mereka saling membunuh karena rasa iri hati. Sebagaimana
Surat Al-Maidah ayat 27: yang sengaja saya kutip di atas.
Alquran menyindir seseorang yang memiliki penyakit hati dengan sebutan
orang munafik. Di hati orang munafik itu ada penyakit. Allah tidak
menghilangkan penyakit itu tetapi justru menambahnya (fii quluubihim maradhun
fazaada humullahu maradhaa).
Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan
merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang
yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu
Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki: Nabi
SAW bersabda, “Jauhilah oleh semua sifat dengki/iri hati itu, karena
sesungguhnya sifat dengki/ iri itu bisa menghabiskan amal-amal kebaikan
sebagaimana api menghabiskan kayu bakar ” (HR Abu Dawud)
Dalam Islam, iri hati merupakan salah satu penyakit hati yang dibenci dan
dilarang Allah. Seperti halnya ayat yang terdapat di dalam Al-Qur'an berikut
ini: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada
Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu." (QS. An-Nisaa' ayat:32).
Iri hati adalah salah satu penyakit yang bersemayam di dalam hati tiap
manusia. Untuk itu kita harus berupaya memperbaiki hati. Nabi Menyatakan: Kalau
dia baik maka baik seluruhnya tapi kalau dia buruk maka buruk seluruhnya,
itulah hati. Oleh karena itu ada satu penyakit yang akan menghancurkan seluruh
dari amal kita yakni iri hati. Rasullullah bersabda: "Sungguh iri hati
akan menghabiskan seluruh perbuatan kebaikanmu bagaikan api yang membakar kayu
bakar".
Iri hati selalu mengarahkan kepada seseorang agar melakukan tindakan yang
buruk, misalnya: merasa dirinya paling hebat, ingin memiliki harta orang lain
dan bahkan mengajak untuk membunuhnya.
Rassullullah menceritakan kepada para sahabatnya tentang iri hati, Rasul
menyatakan tiga manusia yang hidupnya akan celaka dunia dan akhirat
yakni: iri hati, takabur, dan serakah. Maka dari itu hendaklah kita
menjauhkan diri kita dari sifat iri hati, sombong dan rakus, karena ketiga
sifat ini merupakan sumber dari segala macam kemaksiatan.
Patut kita renungkan bersama bahwa rasa iri sebenarnya tidak pernah ada
untungnya sama sekali. Yang ada hanya derita di dalam hati. Orang yang iri hati
sama saja tidak suka pada ketentuan atau takdir Allah. Untuk itu, ada beberapa
cara yang dapat dipakai guna menghilangkan penyakit iri hati ini:
Pertama, bersyukur atas segala nikmat Allah yang telah
diterimanya. Kedua, sabar atas segala takdir yang telah
ditentukan Allah. Ketiga, terus berkarya tanpa berpikir akan
menjadi apa. Ketika seseorang terus berkarya, pasti salah satu karyanya akan
menjadi sesuatu yang monumental. Manusia sekadar mencocokkan nasib dengan apa
yang ditakdirkan Allah sejak zaman azali.
Ada baiknya kita renungkan kata-kata Ibnu Sirin: “Saya tidak pernah
mendengki kepada seorangpun dalam urusan dunia, sebab jika dia penduduk Surga,
maka bagaimana aku menghasudnya dalam urusan dunia sedangkan dia berjalan
menuju Surga. Dan jika dia penduduk Neraka, bagaimana aku menghasud dalam
urusan dunianya sementara dia sedang berjalan menuju ke Neraka.”
Sesungguhnya kebaikan atau keburukan yang akan menimpa seseorang, Allahlah
yang menentukan. Kita mempunyai hak dan tanggungjawab untuk memilah dan memilih
jalan hidup untuk kita sendiri.
Apapun hal yang menimpa diri seorang yang beriman adalah kebaikan, jika itu
suatu musibah ia akan sabar, jika yang didapatkan anugerah ia akan bersyukur,
keduanya akan mendapat kebaikan disisi Allah SWT. Baarokalloohu Lii Walakum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar