jika benar engkau menyebutku laut
hingga ombak pun tak sanggup menghapusnya
maka taburlah segala tuba segala dupa
hingga karang dan anak-anak ikan
yang bersarang di rahimmu mati menggelepar
jika benar engkau menyebutku laut
seperti puisiku yang kekal di rahimmu
maka berlarilah menjauh selagi masih mampu
jangan sisakan jejak luka dan patah hati
meski disini musim sedang mabuk
-dan ombak menarikan namamu di buihnya yang putih-
jika benar engkau menyebutku laut
maka telah ku hapus gelombang dirimu
pada gerimis yang datang di penghujung bulan juli
sebab garam di hatimu melebihi asin di arus laut
begitu pula duri-duri yang bertebaran di pendar matamu
jika benar kau menyebutku laut
wahai perempuan yang menyimpan api
maka seperti lautan aku abadi. tak mudah mati
mesti kau tikam berulang kali
Ternate, 27 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar