Adab menurut wikipedia adalah norma atau aturan mengenai
sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama agama Islam.
Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga,
dan antarkaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu
mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama
Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan
dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
Sementara itu, peradaban memiliki berbagai arti
dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada
suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam
pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain,
anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja
yang rumit dalam struktur hirarki sosial.
Istilah peradaban yang merupakan terjemahan dari
civilization (bahasa Inggris), dan juga berasal dari kata dalam bahasa Arab,
al-hadhoroh atau al-madaniyah mempunyai pengertian awal sebagai istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan perkembangan materi atau fisik, industri, dan
bangunan yang berkembang secara cepat. Pada waktu perkembangan
kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus,
indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan
tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
American Heritage Dictionary mendefinisikan peradaban
sebagai berikut : “An advanced state of
cultural and material development in human society, marked by political and
social complexity and progress in the arts and sciences”. (sebuah kemajuan
dalam bidang budaya dan pembangunan fisik dalam masyarakat, ditandai dengan
pembangunan sosial politik yang komplek dan kemajuan dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan).
Peradaban
sendiri sebenarnya bisa disebut sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan
diri dan kehidupannya, sehingga sebuah peradaban pasti tidak akan lepas dari
tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya. Ketiga faktor tersebut adalah
sistem pemerintahan, sistem ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka peradaban dapat
dikatakan sebagai puncak kebudayaan yang
dapat dilihat hasil-hasilnya melalui: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis,
organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks. Dengan
demikian, sebuah peradaban hanya bisa dibangun lewat perilaku unggul.
Perilaku unggul adalah suatu sikap dan tindakan yang meninggikan martabat
manusia serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat (Sanerya Hendrawan,
2009:198-199) melalui kepemimpinan yang disebut profetik yaitu yang berangkat
dari sifat kebenaran, kejujuran, keadilan, kehalusan, kesopanan, kedermawanan,
ksatria dan sebagainya.
Wujud dari perilaku unggul atau berkeberadaban itu adalah masyarakat yang
penuh tata tertib, sopan santun dalam semua aspek kehidupan baik individual
maupun kolektif baik terhadap manusia, lingkungan maupun dengan seluruh
alam semesta.
Yusuf Qardlawi setelah menelusuri dalam Al Quran dan Sunnah menyebutkan
sejumlah delapan perilaku peradaban sebagai berikut: Pertama, akhlak mulia
yaitu menata perilaku baik kepada Allah, lingkungan maupun dirinya sendiri. Kedua,
bersikap lembut, lapang dada dan sabar.
Ketiga, berperilaku terdidik yang ditandai
dengan suka kepada ilmu dan selalu berupaya untuk membuat orang lain menjadi
orang yang berilmu. Keempat, selalu berupaya untuk berbuat kebaikan seperti
menolong orang lain dan selanjutnya merasa berbahagia apabila telah berhasil
membantu orang lain. Sebaliknya sedih apabila terlanjur mempersulit urusan
orang lain.
Kelima, taat aturan hukum dan etika
umum karena masyarakat beradab itu adalah yang memiliki disiplin. Keenam,
memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan keindahan karena dengan hidup bersih
dan indah akan menolong menyeimbangkan kehidupan manusia.
Ketujuh, tenggang rasa terhadap
perbedaan sebagai akibat dari struktur kehidupan masa depan yang semakin
majemuk. Karena itu harus dibentuk menjadi masyarakat yang toleran. Kedelapan,
bersikap kasih sayang terhadap semua makhluk apapun jenis dan statusnya.
Sebagai manusia tentu kita dibekali dengan naluri, akal,
dan pikiran. Hal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Tuhan lainnya.
Dengan naluri kemanusiaan maka kita dapat bersimpati, berempati kepada sesama
manusia lainnya walaupun terhalang oleh jarak yang jauh sekalipun.
Naluri kemanusiaan inilah, yang saat ini seakan hilang
tenggelam dalam pusaran arus perkembangan globalisasi, teknologi informasi, dan
komunikasi. Saat ini kita seperti mengalami situasi ketidakwarasan kolektif
dalam berbagai tatanan kehidupan.
Lalu, bagaimana kiat untuk menumbuhkan kembali naluri
kemanusiaan ke dalam diri kita
masing-masing. Salahsatu cara yang tepat dalam mencari solusi atas permasalahan
yang menghinggapi kita sekarang adalah dengan menggali dan mengamalkan ulang
dengan sepenuh hati akan tradisi dan kebudayaan kita sendiri.
Sudah waktunya bagi seluruh anak negeri yang mendiami negeri jazirah Maluku
Kie Raha ini, untuk secara bersama membangun perilaku berkeadaban. Mulai dari
mereka yang berada di tampuk kekuasaan, para politisi, birokrat, aparat penegak
hukum, tokoh agama dan tokoh masyarakat, budayawan, akademisi, hingga rakyat
kecil di ujung Morotai sampai Lifmatola. Supaya jang orang bilang torang tara Adab. (*)
Adab, jika diyakini sebagai lema yang diturunkan dari Arab, pernah pula bermakna pendidikan/mendidik, jika tak salah pada masa Abbasiyah. Saat ini, Adab dipahami sebagai 'sastra' dan ketika dinaturalisasi ke dalam Bahasa Indonesia, berubah lagi maknanya.
BalasHapusSalam
Semoga semua sesuai dengan pengharapan jenengan agar masyarakat nusantra ini menjadi beradab
BalasHapus