Rabu, 27 Juli 2016

ADAB

Adab menurut wikipedia adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum. 

Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam. 

Sementara itu, peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.

Istilah peradaban yang merupakan terjemahan dari civilization (bahasa Inggris), dan juga berasal dari kata dalam bahasa Arab, al-hadhoroh atau al-madaniyah mempunyai pengertian awal sebagai istilah yang digunakan untuk mengungkapkan perkembangan materi atau fisik, industri, dan bangunan yang berkembang secara cepat. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

American Heritage Dictionary mendefinisikan peradaban sebagai berikut : “An advanced state of cultural and material development in human society, marked by political and social complexity and progress in the arts and sciences”. (sebuah kemajuan dalam bidang budaya dan pembangunan fisik dalam masyarakat, ditandai dengan pembangunan sosial politik yang komplek dan kemajuan dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan).

Peradaban sendiri sebenarnya bisa disebut sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan diri dan kehidupannya, sehingga sebuah peradaban pasti tidak akan lepas dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka peradaban dapat dikatakan sebagai  puncak kebudayaan yang dapat dilihat hasil-hasilnya melalui: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks. Dengan demikian, sebuah peradaban hanya bisa dibangun lewat perilaku unggul.

Perilaku unggul adalah suatu sikap dan tindakan yang meninggikan martabat manusia serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat (Sanerya Hendrawan, 2009:198-199) melalui kepemimpinan yang disebut profetik yaitu yang berangkat dari sifat kebenaran, kejujuran, keadilan, kehalusan, kesopanan, kedermawanan, ksatria dan sebagainya.

Wujud dari perilaku unggul atau berkeberadaban itu adalah masyarakat yang penuh tata tertib, sopan santun dalam semua aspek kehidupan baik individual maupun kolektif baik terhadap manusia, lingkungan maupun  dengan seluruh alam semesta.

Yusuf Qardlawi setelah menelusuri dalam Al Quran dan Sunnah menyebutkan sejumlah delapan perilaku peradaban sebagai berikut: Pertama, akhlak mulia yaitu menata perilaku baik kepada Allah, lingkungan maupun dirinya sendiri. Kedua, bersikap lembut, lapang dada dan sabar. 

Ketiga, berperilaku terdidik yang ditandai dengan suka kepada ilmu dan selalu berupaya untuk membuat orang lain menjadi orang yang berilmu. Keempat, selalu berupaya untuk berbuat kebaikan seperti menolong orang lain dan selanjutnya merasa berbahagia apabila telah berhasil membantu orang lain. Sebaliknya sedih apabila terlanjur mempersulit urusan orang lain.

Kelima, taat aturan hukum dan etika umum karena masyarakat beradab itu adalah yang memiliki disiplin. Keenam, memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan keindahan karena dengan hidup bersih dan indah akan menolong menyeimbangkan kehidupan manusia. 

Ketujuh, tenggang rasa terhadap perbedaan sebagai akibat dari struktur kehidupan masa depan yang semakin majemuk. Karena itu harus dibentuk menjadi masyarakat yang toleran. Kedelapan, bersikap kasih sayang terhadap semua makhluk apapun jenis dan statusnya.

Sebagai manusia tentu kita dibekali dengan naluri, akal, dan pikiran. Hal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Tuhan lainnya. Dengan naluri kemanusiaan maka kita dapat bersimpati, berempati kepada sesama manusia lainnya walaupun terhalang oleh jarak yang jauh sekalipun.

Naluri kemanusiaan inilah, yang saat ini seakan hilang tenggelam dalam pusaran arus perkembangan globalisasi, teknologi informasi, dan komunikasi. Saat ini kita seperti mengalami situasi ketidakwarasan kolektif dalam berbagai tatanan kehidupan.

Lalu, bagaimana kiat untuk menumbuhkan kembali naluri kemanusiaan ke dalam diri kita masing-masing. Salahsatu cara yang tepat dalam mencari solusi atas permasalahan yang menghinggapi kita sekarang adalah dengan menggali dan mengamalkan ulang dengan sepenuh hati akan tradisi dan kebudayaan kita sendiri.

Sudah waktunya bagi seluruh anak negeri yang mendiami negeri jazirah Maluku Kie Raha ini, untuk secara bersama membangun perilaku berkeadaban. Mulai dari mereka yang berada di tampuk kekuasaan, para politisi, birokrat, aparat penegak hukum, tokoh agama dan tokoh masyarakat, budayawan, akademisi, hingga rakyat kecil di ujung Morotai sampai Lifmatola. Supaya jang orang bilang torang tara Adab. (*)


2 komentar:

  1. Adab, jika diyakini sebagai lema yang diturunkan dari Arab, pernah pula bermakna pendidikan/mendidik, jika tak salah pada masa Abbasiyah. Saat ini, Adab dipahami sebagai 'sastra' dan ketika dinaturalisasi ke dalam Bahasa Indonesia, berubah lagi maknanya.

    Salam

    BalasHapus
  2. Semoga semua sesuai dengan pengharapan jenengan agar masyarakat nusantra ini menjadi beradab

    BalasHapus