Kamis, 12 Januari 2017

Taman Terakhir Yang Alpa Kau Tuju



setelah sekian waktu terlewati dalam pertautan kita
yang menumbuhkan hasrat meninggikan harap
engkau masih saja mengirim keruh ke mataku
mengirimkan gemuruh pilu ke ruang dadaku
meski engkau tahu. aku tak lagi setabah pantai
                                                         seteguh karang

pada masa dimana usia seumpama kursi terbalik ini
segala yang ada telah menua terkikis umur merapat ke kubur
tetapi luka tiada henti engkau toreh
serupa ombak berulang-ulang mengoyak pantai
meski musim tiada membadai tiada taufan
tak henti jua kau cipta beliung di muara sungai

lalu seorang perempuan menulis puisi
tentang januari yang telah pergi
barangkali dari mimpi. bisa juga dari hati
engkau bergegas ke barat menerabas hasrat
ke lubuk tawar bernama maninjau
meski kau tahu tiada garam di pegunungan
lalu lupa alamat pulang
taman terakhir tak lagi kau tuju

                        Ternate, 13 Januari 2017





1 komentar: