hujan turun ketika puisi pertama tentangmu kubaca di
malam itu
lalu perempuan belia itu membacakan puisi tentang narasi
persimpangan
dan perempuan yang menyimpan gerhana di pagar rumah
membawa ia embun ke sudut mataku. andai engkau tahu
di batas pantai ini terasa semakin menghilang seluruh
kenangan
menjadi bayang-bayang yang menguap ditelan gelap
seiring malam dan jarum jam yang kian membunuh umur
aku dan laut, mati dalam gerimis di malam itu. begitu
pilu
satu dua anak muda saling melempar kata dan sajak cinta
dan aku semakin tersiksa menahan lara yang mengiris dada
pekatnya kopi pekat hati kita. tiada pun sedikit gula di
ujung lidah
hitamnya malam hitam hati kita penuh bisa
gelapnya menghampar sepanjang masa. kita binasa
saling mengubur di batas dermaga bernama derita
Ternate, 9 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar