Dan (ingatlah) ketika Musa
berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke
pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS
Al Kahfi: 60)
Dari perspektif ini ‘murid’ menunjukkan bahwa ketika melakukan sesuatu, kita
seharusnya mencari bantuan dari orang-orang muda dan bekerja sama dengan
mereka.
Orang-orang muda harus
dimotivasi untuk menggunakan energi, gairah, kekuatan, ambisi, dan semangat
mereka untuk perbuatan yang terbaik untuk meraih rahmat Allah. Beberapa ayat
berbicara tentang pemuda, dan ayat berikutnya menyatakan bahwa hanya beberapa
pemuda dari bangsanya yang beriman kepada Musa AS:
Maka
tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa)
dalam keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa
mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas (QS Yunus: 83)
Bilakah hati nurani Kaum Muda Maluku Utara
terpanggil untuk menyatakan keberadaannya?. Jika kita mau jujur melihat
fenomena sosial politik yang meluas dalam tata kehidupan masyarakat,
betapa kaum muda kita telah terserat
pada posisi menghalalkan segala cara
demi merebut kursi kekuasaan. Padahal
sejatinya kekuasaan adalah amanat rakyat yang harus tetap dijaga, karena
kekuasaan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya
di hadapan Allah SWT.
Kesenjangan sosial yang terjadi di Maluku
Utara dewasa ini semakin mengkhawatirkan, bukannya berkurang malah semakin
bertambah. Baik kesenjangan yang terjadi dikalangan masyarakat maupun dikalangan
elite penguasa. Kesenjangan ini sepertinya tidak akan pernah berakhir apabila kita
semua tidak mampu untuk saling menahan diri. Hal ini adalah fenomena klasik dan
sudah diprediksikan akan terjadi jauh-jauh hari sebelum provinsi ini mewujud.
Munculnya friksi-friksi baik dikalangan elite
penguasa maupun dalam tatanan masyarakat, dikarenakan semua pihak saling
meng-klaim merekalah yang benar dan berhak. Suyektifitas kebenaran inilah yang
dimaksud Saidina Ali Bin Abi Thalib, kebenaran yang tidak terorganisir kan
mudah dihancurkan oleh kebathilan yang terorganisir. Bagaimanakah kemudian kebenaran yang subyektif tersebut
dapat diorganisir, sehingga tidak mudah terprovokasi? Jawabannya, hanyalah
dengan kebersamaan visi (pandangan) dan tujuan, baik di tataran elite maupun di
kalangan masyarakat.
Fenomena kesenjangan sosial yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat Maluku Utara adalah salah satu variabel dari
pudarrnya kebersamaan. Belum lagi persoalan-persoalan baru yang mulai bermunculan,
seperti proses pemilu yang mengecewakan dan tata peperintahan yang jauh dari
amanat kesejahteraan rakyat. Hal ini akan terus menggelinding seperti bola
salju kalau tidak disikapi secara arif. Oleh karena itu, semangat kebersamaan
perlu dipupuk kembali baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Terkait KNPI yang akan melakukan
Musyawarah Daerah, saya mengharapkan
agar kawan-kawan dapat mengedepankan sosialisasi ide dan gagasan untuk terus
mengawal jalannya transisi yang sampai kini tidak juga menemukan titik cerah.
Kaum muda Maluku Utara sebagai The
backbond of democration paling tidak
menurut ikhtibar saya, memiliki
tugas dan peran untuk secara proaktif
melakukan hal-hal sebagai berikut:
Pertama: Terus tekun
dan tak kenal lelah mengawal proses perubahan yang berlangsung melalui
kerja-kerja untuk demokrasi dan terutama untuk kemanusiaan.
Kedua: Terus bekerja keras untuk membela dan menghidupi demokrasi, mendorong tumbuhnya
tata pemerintahan dan pengelolaan kekuasaan, yang berdasarkan pada elemen-elemen dasar demokrasi, dengan penekanan pada karakter personal
tanggung jawab, baik tanggung jawab secara moral maupun secara hukum.
Ketiga: Berupaya
terus-menerus untuk membawa masyarakat Maluku Utara mencapai harkat dan
martabat yang lebih baik melalui cara-cara halal, bermoral dan penuh etika
untuk maju bersama, membangun
tanah dan air yang kita diami sejak nenek moyang ini.
Keempat: Menjadikan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sebagai musuh bersama, agar cita-cita pembangunan masyarakat adil dan
makmur bisa kita capai, dalam
suasana kebersamaan dan persaudaraan.
Saya berharap KNPI Maluku
Utara mampu menjadi melting pot yang mengakomodasi peran
orang Halmahera, Makian, Tidore, Bacan, Obi, Sanana dan dari mana saja.
***
Nenek moyang kita secara arif dan
bijaksana, penuh makna sastrawi dan secara sangat indah telah mengajarkan bahwa
perbedaan adalah rahmat yang kalau di kelola secara baik akan menjadi keindahan
yang tak terkira, hingga patut ditaati dan sebagai contoh untuk ditiru,
sebagaimana termaktub dalam sebuah dalil moro yang senagaja saya kutip sebagai berikut:
Ngone doka dai loko
Ahu yo ma fara-fara
Si rubu-rubu yo ma moi-moi
Doka saya rako moi
Ahu yo ma fara-fara
Si rubu-rubu yo ma moi-moi
Doka saya rako moi
Semoga Allah menurunkan Rahmat-Nya,
sehingga akan muncul kaum muda yang membawa tongkat Musa untuk membelah lautan
keserakahan dan keangkuhan para elite. Kaum Muda yang mampu menjadi mesin
pendorong bagi perubahan Maluku Utara, ke alamat pelabuhan emas, dimana kebahagian, kesejahteraan dan persudaraan
bergandeng-gandeng mesra dari ujung Morotai sampai ke ujung Sula Kepulauan. Selamat bermusyawarah (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar