di dadamu, pernah rahasia kita isyaratkan
sebelum kapal-kapal kau undang untuk berlabuh
di dermaga. para lelaki berkerumun menyusu
pada puting dan liang rahimmu entah yang ke berapa
lalu aku semakin galau menerka cuaca tak terbaca
siang-malam kapal-kapal berlayar mendekat
menambatkan harap. merapatkan hasrat
di dermaga. warna langit dan laut luas
seperti juga biru matamu menawarkan sesat
sedang aku semakin kau hapus di pelupuk kenang
menjadi bayang-bayang pada jarak yang kian membentang
di dadamu, dosa-dosa mengapung bagai buih
jejak tangan dan kepala bersilangan tiada kekal
berebut dayung untuk mengayuh di tubuhmu
pada ombak kesekian yang terus melemparkan gelisah
barangkali ada yang bersetia menampung airmata si buyung
namun seperti yang kau tahu. para pelaut tiada berumah di
atas dermaga
ketika musim telah datang berganti rupa. satu demi satu kapal-kapal
akan berlayar menuju entah. mencari teluk dan dermaga
pemuas hasrat
lalu engkau terdiam sendiri di batas pantai yang kusut
masai
menghitung jumlah kapal dan musim-musim yang terlanjur
berangkat
memungut sisa umur yang kian berkarat. barangkali juga
sekarat
Ternate, 14 Februari 2017
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar